Rabu, 02 November 2016

sejarah pendidikan di dunia

Sejarah Pendidikan di Dunia

Sejak awal sejarah, dambaan manusia untuk lebih mengetahui tentang diri dan alamnya, mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan ini menjadi pemacu terbentuknya pusat-pusat pembelajaran, perguruan dan universitas-universitas di dunia.
Kata universitas berasal dari bahasa Latin ‘universitas magistrorum et scholarium,’ yang kurang lebih berarti “kumpulan para guru dan sarjana/siswa ilmuwan (community of teachers and scholars).” Ini mirip dengan istilah sanghrama. Sangha artinya ‘komunitas’ dan arama artinya ‘tempat, akomodasi’.
Pusat-pusat pembelajaran tertua di dunia dimulai dengan terbentuknya berbagai institusi pembelajaran seperti di Ghandara, Takshasila pada abad ke-7 SM di Punjab, Pakistan, ‘Academy’ yang dipimpin oleh Plato di Yunani pada abad ke-4 SM, ‘Taixue’ pada abad ke-3 M di Cina, dan ‘Pandidakterion’ pada abad ke-5 SM di Konstantinopel, serta ‘Sanghrama Nalanda’ di India pada abad ke-5. Apa yang kita kenal sebagai pelopor universitas modern mulai terbentuk di Bologna pada abad ke-11 M, diikuti universitas-universitas lain seperti University of Paris, University of Oxford, University Of Cambridge pada abad ke-12 atau 13.
Pada dasarnya, yang diajarkan di universitas-universitas pada waktu itu adalah trivium (tatabahasa, dialektika dan logika), dan quadrivium (matematika, ilmu ukur, musik dan astronomi).
Menurut catatan penjelajah yang datang ke Sriwijaya pada abad ke-7, di Nusantara ini telah mempunyai pusat belajar dengan mata pelajaran mencakup pancavidya, yaitu logika, tata bahasa dan kesusastraan, ilmu pengobatan, kesenian serta metafisika dan filsafat. Di abad ke-11, seorang terpelajar dari India, datang dan belajar di Sriwijaya, beliau akhirnya menjadi seorang cendekiawan terkemuka dan membawa pengaruh yang luar biasa terhadap sejarah pembelajaran di dunia, hingga hari ini.
Dengan demikian, jauh sebelum berdirinya universitas-universitas modern di dunia, Indonesia telah mempunyai pusat pembelajaran yang cukup “advanced,” terbukti dari banyaknya para pakar, terutama dari India dan Cina yang belajar dan mengajar di Sriwijaya, paling tidak selama abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi.
- Tokoh Pendidikan di Dunia
1. Al Ghazali
Sejak kecil Al Ghazali terkenal akan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan dan kegigihannya dalam mencari ilmu. Maka tidak mengherankan jika dalam masa usia yang masih kanak-kanak ia telah belajar dengan sejumlah guru di tanah kelahirannya.
Al Ghazali menjelaskan bahwa konsep pendidikan yang benar itu mengajarkan secara menyeluruh yang meliputi tujuan pendidikan, metode, etika guru, kurikulum dan murid.
2. John Locke
Dia memperoleh pendidikan di Universitas Oxford, peroleh gelar sarjana muda tahun 1656 dan gelar sarjana penuh tahun 1658. Selaku remaja dia tertarik sangat pada ilmu pengetahuan dan di umur tiga puluh enam tahun dia terpilih jadi anggota “Royal Society.” John Locke menegaskan kurikulum harus diarahkan demi kecerdasan individual, kemampuan dan keistimewaan anak-anak dalam menguasai pengetahuan dan bukan pada pengetahuan yang biasa diajarkan dengan hukuman yang sewenang-wenang.
3. John Dewey
Dewey mengadakan penelitian mengenai pendidikan di sekolah-sekolah dan mencoba menerapkan teori pendidikannya dalam praktek di sekolah-sekolah. Hasilnya, ia meninggalkan pola dan proses pendidikan tradisional yang mengandalkan kemampuan mendengar dan menghafal. Sebagai gantinya, ia menekankan pentingnya kreativitas dan keterlibatan siswa dalam diskusi dan pemecahan masalah
4. Ibnu Sina
Ibnu Sina terkenal dengan pemikirannya sebagai intelektual muslim yang mendapat banyak gelar. Menurutnya, tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh seseorang. Potensi itu tidak hanya menuju pada perkembangan fisik, tapi juga intelektual dan budi pekerti. Selain itu, pendidikan juga harus mampu mempersiapkan seseorang agar dapat hidup bermasyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar